Jumat, 31 Oktober 2008

Kisah Si Jerapah


Di sebuah hutan tinggalah seekor jerapah jantan. Dia hidup sendiri tanpa orang tua, karena sejak kecil orang tuanya telah mati di makan harimau. Si jerapah banyak kawan, karena dia adalah seekor binatang yang baik hati. Dimanapun dia berada selalu menolong binatang yang sedang kesulitan tanpa mengharapkan suatu imbalan. Suatu hari si jerapah sedang jalan-jalan keliling hutan. Tiba-tiba dia mendengar ada suara jeritan minta tolong. “tolong...tolong...”!. “Suara apa itu ya?”gumam si jerapah. Si jerapah menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri mencari suara tersebut, setelah lama mencari akhirnya dia menemukan rimbanya suara tersebut. Ternyata seekor nyamuk yang terjerat sarang laba-laba. “hai...nyamuk kenapa kau jadi begini?” tanya si jerapah. “aku terjerat sarang laba-laba ketika terbang mencari makanan.” jawab si nyamuk. Akhirnya si jerapah melepaskan sarang laba-laba yang menjerat tubuh nyamuk. Setelah lilitan dilepaskan nyamuk terbebas dan terbang sambil berkata”terima kasih jerapah...! apa yang kau inginkan dariku untuk membalas budimu”. “aku tak menginginkan apa-apa. Aku cuma berpesan padamu lain kali hati-hati” jawab si jerapah. Akhirnya nyamukpun terbang bebas sambil melambaikan tanganya kepada jerapah.

Setelah lama berjalan jerapah merasa kelelahan. Tenggorokanya terasa kering dan perutnya sudah mulai keroncongan. Jerapah beristirahat di pinggir danau yang jernih dan sekelilingnya di tumbuhi rerumputan yang indah. Setelah melepas dahaga dan lapar, jerapah merasa ngantuk karna kekenyangan,jerapahpun tertidur. Tiba-tiba datanglah seekor buaya. “ehm...ada makanan lezat nich, lumayan buat santapan hari ini walaupun sedikit kurus”. Jerapah yang sedang tertidur lelap tak sadar kalau ada buaya didekatnya. Buaya menggigit kaki jerapah, jerapapun terbangun karna kesakitan. “Tolong...tolong...!!!” teriak si jerapah. Segerombolan burung bangau datang ketika mendengar jeritan si jerapah. Burung-burung tersebut mematuk-matuk si buaya, karna saking banyaknya burung tersebut akhirnya buaya kalah dan mati. Jerapah merasa lega karna nyawanya terselamatkan dan mengucapkan terima kasih pada bangau-bangau tersebut. “hai... bangau mengapa kau menolongku?” tanya jerapah”. “anggap saja sebagai imbalan balas budi karna kau dulu telah menyelamatkan saudara kami, ketika terluka sayapnya”. Si jerapah telah melupakan kejadian tersebut, karna tlah berlalu begitu lama dan dia tak pernah mengharapkan imbalan jika membantu sesama. Setelah bercengkeramah begitu lama dengan bangau-bangau tersebut, jerapah pamit untuk pulang karna hari telah mulai petang, Bangaupun mengiyakan.

Dalam perjalanan pulang jerapah merasa senang, karna tlah terselamatkan dari maut. Setelah tiba di pediaman jerapah istirahat. Sejak saat itu jerapah selalu hati-hati dalam langkahnya, seperti yang selalu terucap dari mulutnya ketika menyelamatkan sesama binatang.

Kamis, 30 Oktober 2008

sekilas tentang aku


Aku seorang wanita yang terlahir pada tanggal 25 Desember 1988 di Lamongan. sejak kecil sampai sekarang tinggal di lamongan trus (karna aku bukan orang yang nomaden hehehehe.....!!!), tapi gak tau yach tahun-tahun berikutnya. Aku suka merancang suatu rencana (penting gak yach tuk di tulis..?). Aku berjilbab (moeslim sejati gitu lho...!!!), keturunan jawa tulen (asli lho...!!!) gak ada blesteran blas. Aku terlahir di sebuah desa yang terpencil di Kabupaten Lamongan, biar ndeso...sing penting rejeki kuto rek...(cek sombonge...). Aku tak pilah pilih dalam pergaulan (sing penting wonge jujur karo duwe welas asih). Cita-citaku dari kecil adalah pingin jadi orang yang sukses dunia akhirat...Amin...!!!. Cukup sekian dulu sekilas tentang aku. Insya Allah kalau ada kesempatan lain kali di sambung lagi.

Senin, 27 Oktober 2008

belajar dari alam

Pisang.... kalau dengar kata pisang kita teringat pada buah yang murah meriah, enak, dan mudah ditemukan di pekarangan. Tapi sedikit dari kita yang memahami pesan tersembunyi dari pohon pisang. Kebanyakan dari kita hanya tahu pisang ya buah... yang pohonnya harus ditebang, batangnya dibuang, buahnya dimakan, kulitnya jadi sampah, dimakan selesai.. !

Tidak saudaraku !
Pisang diciptakan oleh Allah bukan hanya menjadi buah yang dinikmati, tapi ada rahasia besar yang akan membuat kita berkata Subhanallah - Maha Suci Allah !.

Pernahkah kita sekedar melongok ke kebun atau pekarangan rumah ? kalau belum ! cobalah sesekali, tapi bawalah sebilah golok yang tajam menemani anda, jika ada pohon pisang yang belum berbuah, tebaslah batangnya, dan tinggalkanlah !

Saudaraku.. ! janganlah berpikir pisang setelah ditebas dia akan mati layu dan tersungkur. TIDAK !!! ...... cobalah datang lagi beberapa hari lagi.
Kita akan terkejut, karena dari bekas tebasan golok kita, telah muncul bagian batang muda yang akan terus tumbuh dan tumbuh menggantikan batang pendahulunya. Kita belum puas.. ! tebas lagi... belum puas ! tebas lagi... terus seperti itu. Pisang akan menjawabnya dengan munculnya tubuhnya yang baru, yang lebih segar, dan selalu mengarah ke depan. Pisang akan terus menjawab tebasan golok kita, sampai kita bosan dan membiarkannya seperti sedia kala apa adanya.

Saudaraku... ! datanglah beberapa minggu kemudian. Kita akan terkejut karena pisang kita telah berbuah dengan sempurna. Kitapun berhasrat menikmati buahnya yang ranum. kali inipun tebaslah pohon pisang itu dan lihatlah beberapa hari kemudian. kita tidak akan melihat lagi tubuh baru dan daun baru, tapi yang tersisa adalah batang pisang yang membusuk.
Kenapa ?

Karena pisang sudah ikhlas dan menerima kematiannya setelah menghantarkan makna dan tujuan penciptaannya yaitu mempersembahkan buah pisang pada manusia.
Saudaraku ! apa rahasia dari semua ini. ! rahasianya adalah pisang mengajarkan kepada kita - yang katanya menjadi khalifah di muka bumi, agar dalam hidup dan menjalani hidup, kita tidak boleh berputus asa dan mudah menyerah apalagi untuk tujuan yang mulia. selagi tujuan baik kita belum tercapai, terus.... dan teruslah bekerja dan berusaha. sampai tercapai keinginan kita. dan jika semua itu telah tercapai kita pun akan ikhlas kembali kepada Allah. karena kita telah berbuat yang terbaik.

Saudaraku ..... belajarlah dari alam ! karena alam adalah salah satu ayat kauniyah Allah yang menyimpan pelajaran besar bagi kita. hingga kita sebagai manusia semakin bijak dan arif dalam kehidupan kita.

Ayo.... semangat Saudaraku !

Jumat, 24 Oktober 2008

Untukmu Kekasih...

Akhiku....
Masihkah menungguku…?

ehmm… menunggu, menanti atau whatever-lah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?
Menunggu…
Hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang istimewa....
Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa...
Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu...
Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat ...

Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan-Nya...
melihat fenomena kehidupan di sekitar tempat menunggu...
atau sekadar merenungi kembali hal yang telah terlewati
ooikks, bukan berarti melamun alias ngayal dengan pikiran kosong...
Karena itu justru berbahaya, bisa mengundang makhluk dari dunia lain masuk ke jiwa...

Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif...
Mumpung waktu kita masih banyak luang...
Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga...
Jadi waktu kita untuk mencerahkan ummat lebih banyak...
Karena permasalahan ummat saat ini pun makin banyak...

akhiku…
Di mana pun engkau sekarang, janganlah gundah, janganlah gelisah...
Telah kulihat wajahmu dan aku mengerti...
betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari-harimu...
Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu...
Aku akan disisimu, tapi mungkin tidak sekarang...
Karena jalan ini masih panjang...
Banyak hal yang menghadang...
Hatiku pun melagu dalam nada angan...
Seolah sedetik tiada tersisakan...
Resah hati tak mampu kuhindarkan...
Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan...
Karang asaku tiadakan terkikis dari panjang jalan perjuangan, hanya karena sebuah kegelisahan...
Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan...
Keputusan besar untuk berada disisimu...

akhiku...

hapus keraguan di dalam hatimu...
Percayalah pada-Nya, Yang Maha Pemberi Cinta...
bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir...
Yakinlah…saat itu pasti akan tiba...
Tak usah kau resah karena makin hilangnya aura keindahan luarmu...
Karena aura keimananlah yang utama...
Itulah auramu yang memancarkan cahaya syurga...
merasuk dan menembus relung jiwa...

Wahai pangeran duniaku...

Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil...
Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup...
Pasrahkan inginmu sedalam qalbu, pada tahajjud malammu...
Bariskan harapmu sepenuh rindumu, pada istikharah di shalat malammu...
Pulanglah pada-Nya, ke dalam pelukan-Nya...
Jika memang kau tak sempat bertemu denganku...
sungguh…itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci...


akhiku...
Skenario Allah adalah skenario terbaik...
Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita...
Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang...
merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya...
Untuk membangun kembali peradaban ideal seperti cita kita...

akhiku…
Ku tahu kau merinduku, bersabarlah saat indah akan datang juga...
Saat kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan...
Apa kabarnya kau disana?
Lelahkah kau menungguku ?
Bisa bertahankah kau disana?
Tetap bertahanlah kau disana…


akhiku....
Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir...
Hatiku terasa kelu dengan derita yang mendera...
kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang...
Cinta membuat hati terasa terpotong-potong...
Jika di sana ada bintang yang menghilang...
mataku berpendar mencari bintang yang datang...
Kalau memang kau memilihku, tunggu saat indah itu...

Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat...
Dan mendoakanmu agar kau selalu sehat, bahagi...
dan mendapat yang terbaik dari-Nya...
Aku tak pernah berharap, kau akan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini...
Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup...
Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini...
Mungkin kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau tuk dikagumi
Akulah orang yang akan selalu mengagumi, mengawasi, menjaga dan mencintaimu

akhiku…
Saat ini ku hanya bisa mengagumimu...
hanya bisa merindukanmu...
Dan tetaplah berharap, terus berharap...
Berharap aku akan segera disisimu...
Jangan pernah berhenti berharap...
Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup...

Bila kau jadi suamiku kelak...
jangan pernah berhenti memilikiku...
dan mencintaiku hingga ujung waktu...
Tunjukkan padaku kau akan selalu mencintaiku...
Hanya engkau yang aku harap...
Telah lama kuharap hadirmu di sini...
Meski sulit, harus kudapatkan...
Jika tidak kudapat di dunia…
kan ku kejar engkau di pintu syurga...

Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini...
untuk dirimu yang selalu bijaksana...
Aku goreskan syair sederhana ini...
untuk dirimu yang selalu mempesona...
Memahamiku dan mencintaiku apa adanya...
Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku dan bagimu...

Kau terindah di antara kumbang-kumbang yang pernah kulihat...
Begitu indah kau tercipta bagi kaum hawa...
Begitu gagah kau terlahir sebagai kaum adam...
Kau terindah yang pernah kukagumi...

Ya Allah…
ringankanlah kerinduan yang mendera...
kupanjatkan sepotong doa setiap waktu...
karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku...

Ya Allah…
ampuni segala kekhilafan hamba yang hina ini...
ringankan langkah kami...
beri kami kekuatan dan kemampuan...
tuk mengikuti sunnah RasulMu...
jangan biarkan hati kami...
terus berkelana tak berpenghujung...
yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan...
yang telah Engkau berikan...




Senin, 20 Oktober 2008

Semuanya Tinggal Sejarah

Puas aku pikirkan...

Masih dalam Samaran...

Apakah semuanya...

Tanpa penjelasan...


Telah aku korbankan...

Cuma hanya untukmu seorang...

Kesetianku tiada kau hargai...

Sedihnya...


Kini tiba masanya sayang...

Aku akan mengatur langkah...

Biarlah semuanya kita tinggalkan...

Hanyalah buat sejarah...


Masih teringat dan terkenang...

Percintaan yang penuh makna...

Terlalu dalam aku memendam rasa...


Selamat tinggal kasih...

Selamat tinggal sayang...

Tak ingin sejarah cinta terulang...

Luka masih terasa duhai sayang...


Minggu, 19 Oktober 2008

Mentari Yang Hilang


Namaku raihan mandala putra. Aku seorang mahasiswa semester akhir disalah satu perguruan tinggi negeri surabaya. Usiaku 23 tahun. Aku suka ikut kegiatan di kampus, karna itu banyak dosen-dosen yang kenal aku. Temanku juga banyak. Tak sedikit cewek-cewek di kampus mengutarakan cinta padaku. Bukanya sombong...!!! mungkin karna postur tubuhku yang atletis. Kata teman-teman wajahku lumayan manis, hehehehe...., dengan tinggi badan 180 cm dan berat badan 70 kg, kulit sawo matang. Setiap pulang kuliah aku sempatkan mampir ke warteg mbok sri. Disana masakanya enak-enak dan murah.

Suatu hari ketika aku berangkat kuliah tak sengaja mataku melihat seorang gadis yang rupawan di sudut kampus, dengan busana sopan, pokoknya ayu banget dach...!!!. aku yang penasaran dengan gadis itu akhirnya bertanya dengan penjaga kampus.” Pak...tadi aku melihat seorang cewek disudut kampus, dia itu siapa ya pak???”.” Ohh...dia anaknya pak sarman tukang bakso depan kampus, biasanya kalau pagi kayak gini mencari kangkung untuk makan kelincinya. Dia duduk di kelas 2 SMA”. Sejak saat itu setiap berangkat kuliah ku sempatkan tuk pandangi gadis itu walaupun secara diam-diam. Kadangkala dia tau kalau aku pandangi, sambil tertunduk malu dia tersenyum padaku, akupun membalas senyumnya. “anggun sekali gadis itu,lembut dan penuh pesona” pikirku setiap aku melihatnya. Akupun masuk kampus, karna sekarang waktunya pak ali dosen terdisiplin di kampus. Telat lima menit saja sudah tak diperbolehkan masuk ruangan.

Semua mata pelajaran telah usai. Akupun bergegas tuk pulang. Hari ini aku tak mampir ke warteg mbok asri, karna tubuhku tlah lelah. Aku ingin segera sampai di rumah, trus tidur. Ku stater motorku, dengan kecepatan penuh aku kendarai. Sesampainya di rumah kutaruh motorku di bagasi dekat mobil papa. Ku berjalan menuju kamar, setelah sampai di kamar kurebahkan tubuhku tak lupa kumengunci kamar. Setelah hilang keringat aku ambil handuk lalu mandi. Semua kegiatan hari ini tlah selesai, lalu aku tidur, saat kupejamkan mata aku teringat gadis itu, “katanya pak penjaga dia anaknya pak sarman, beda banget wajahnya dengan pak sarman. Apa dia mirip istri pak sarman,” pikirku dalam hati.

Paginya aku bangun, jam telah menunjukan pukul tujuh pagi. Aku bergegas mandi lalu sarapan kemudian berangkat kuliah. Pagi ini aku tak melihat gadis itu, kemana dia ya. Aku yang di kejar waktu tak sempat tuk mencarinya. Setelah kegiatan kuliah selesai aku pulang. Begitulah kegiatanku sehari-hari. Setiap pagi ketika aku berangkat tak sempatkan tuk melihat gadis itu, tapi akhir-akhir ini aku tak melihatnya sudah 1 minggu lebih, bikin tidurku tak tenang.

Pagi-pagi buta aku berangkat ke kampus, lebih awal dari biasanya. Ku sempatkan mampir ke tempat pak sarman, pura-pura beli bakso padahal niatku ingin menanyakan anaknya. Saat enak-enak makan aku bertanya pada pak sarman. “Pak...apakah bapak punya seorang anak perempuan,”tanyaku. Iya nak...namanya mentari 1 minggu yang lalu dia telah di panggil yang kuasa karna sakit leukimia. Dia anak gadis bapak satu-satunya.” mendengar cerita pak sarman aku tersentak kaget. Bakso tak kuhabiskan. Lalu aku pamit pada pak sarman setelah bayar. “ berarti keranda yang di bopong orang-orang dalamnya isinya jasad mentari” gumamku. Mentari... kenapa kau pergi sebelum berkenalan denganku. Kemanakah ku harus mencari mentari yang hilang.

Dua hari aku sakit, karna memikirkan mentari terus-terusan. Aku tak masuk kuliah. Hari ketiga agak mendingan. Aku paksakan tuk masuk kuliah, karna kutakut ketinggalan pelajaran. Mentari tlah istirahat dengan tenang disisiNya. Semoga dia dapatkan kebahagiaan disana. Selamat tinggal mentari. Aku jalani hari-hariku seperti biasa tanpa seorang mentari lagi.

Jumat, 17 Oktober 2008

Gadis Pengembala Kambing



Di desa yang terpencil tinggalah sebuah keluarga yang unik. Keluarga itu terdiri dari seorang bapak yang bernama salim, seorang ibu yang bernama rima. mereka dikarunia 3 orang putri yaitu samik putri sulung, ais putri kedua dan wati si bungsu. Pak salim dan bu rima sangat menyayangi kedua putrinya ais dan wati, hanya samik yang memperoleh perlakuan yang berbeda. Pak salim dan bu rima sangat tidak adil dengan samik, seakan-akan samik seperti bukan putri kandungnya. Memang samik berbeda dengan kedua adiknya, samik buta huruf dan warna sedangkan kedua adiknya termasuk gadis-gadis yang teregolong cerdas dan luwes dalam pergaulan. Itulah sebabnya pak salim dan bu rima memperlakukan samik berbeda. Setiap pagi samik selalu masak untuk keluarganya, waktu sore dia mengembala kambing milik orang tuanya, walaupun begitu samik tak pernah meninggalkan kewajibanya sebagai seorang muslim.

Samik gadis dewasa yang berusia sekitar 25 tahun sedangkan ais 23 tahun dan wati 20 tahun. Setiap hari pekerjaan ais dan wati hanya berdandan, hura-hura dan keluyuran. Pak salim dan bu rima sangat memanjakan mereka berdua, apapun yang mereka pinta selalu dituruti sedangkan samik jangankan meminta tak menurut saja sudah dibentak-bentak. Samik yang selalu tersisih setiap hari berdo'a agar semuanya segera berakhir dan sikap orang tuanya kepada dirinya bisa berubah.

Disuatu hari bu rima menyuruh samik belanja, samikpun bergegas menghampiri ibunya sambil mengenakan jilbab seadanya. “samik kamu berangkat belanja, tapi ingat jangan lama-lama dan jangan keliru lagi seperti kemarin,” perintah bu rima, samikpun menjawab “baik bu...!”. Sambil mengayuh sepedanya samik berangkat ke pasar untuk belanja. Setelah semua belanjaan didapat samik pulang dan langsung masak. Sambil memasak samik menghayalkan andaikan dirinya diperlakukan seperti kedua adiknya oleh orangtuanya betapa bahagia hati samik. Enak-enak menghayal tiba-tiba ada orang yang menepuk pundaknya dari belakang “kak cepet masaknya wati lapar nih!” tegur wati. “iya dik sebentar lagi selesai.” jawab samik. Setelah selesai masak samik menghidangkan makanan di meja lalu makan bersama keluarganya.

Sorepun datang samik bergegas mengembala kambing, tugas harian dari orang tuanya. Samik membiarkan kambing kembalaanya direrumputan. Sambil menunggu kambingnya makan rumput samik duduk diatas batu besar dekat kali dan bernyanyi untuk melepas lelah. Tak terasa matahari mulai condong kebarat, samikpun pulang sambil menggiriring kambing kembalaanya. Setelah sampai di rumah samik memasukan kambing ke kandang lalu mandi. Setelah semuanya selesai samik istirahat.

Suatu hari pak salim sakit keras, bu rima kebingungan karna pada saat itu tak memegang uang sepersenpun. Samik sebagai anak sulung montang-manting cari pinjaman kesana-sini untuk kesembuhan ayahnya sedangkan ais dan wati hanya duduk ongkang-ongkang dirumah seakan-akan tak peduli dengan keadaan ayahnya. Hati bu rima menangis pilu karena anak-anak yang disayanginya selama ini sama sekali tak mempedulikan keadaan orang tuanya,sedangkan samik yang diperlakukan tidak adil oleh orangtuanya sangat peduli dengan keadaan orang tuanya. Sejak saat itu bu rima sadar dan berjanji dalam hati akan memperlakukan samik dengan penuh kasih.

Dua minggu lamanya pak salim sakit, setelah mendapat perawatan mantri akhirnya pak salim sembuh. Betapa riang hati samik melihat ayahnya sembuh. Doa samik untuk kesembuhan ayahnya akhirnya terkabul. Samik mengucapkan beribu-ribu terimakasih kepada tuhan. Sejak saat itu pak salim dan bu rima sangat menyayangi samik. Mereka berterimakasih kepada tuhan karna diberi seorang anak yang baik hati serta patuh kepada orang tua. Samik menjalani hari-hari seperti biasa sebagai gadis pengembala kambing. Samik bersyukur karna orang tuanya telah berubah dan sangat menyayanginya. Akhirnya merekapun hidup bahagia.

Kamis, 16 Oktober 2008

Ketabahan Hati Mbok Asri


Di sebuah desa tinggalah seorang wanita dengan anaknya. Orang-orang memanggil dia dengan sebutan mbok asri. Mbok asri ditinggal suaminya merantau ketika dia mengandung 7 bulan. Suami mbok asri tak pernah pulang, jangankan menjenguk istrinya kasih kabarpun tak pernah. Mbok asri yang tinggal seorang diri sering menangis di tengah malam. Dia menadahkan kedua tangannya setiap malam untuk keselamatan suaminya, bayi yang dikandung dan dirinya. Dua bulan kemudian mbok asri melahirkan bayi laki-laki yang sehat dan sempurna. Betapa senang hati mbok asri melahirkan buah hatinya dengan selamat walaupun tanpa didampingi seorang suami. Orang-orang memanggil mbok asri, karna memang mbok asri sudah berusia paruh baya. Setelah lama menikah mbok asri tak dikarunia seorang anak. Karna permintaanya kepada sang khaliq dengan kesungguhan hati akhirnya mbok asri diberikan anugerah yaitu seorang anak. Mbok asri dan suaminya bekerja sebagai seorang buruh tani. Karna tak tahan dengan keadaan yang serba kekurangan akhirnya suami mbok asri pamit untuk merantau, walaupun saat itu mbok asri sedang hamil tujuh bulan.

Hari berganti hari bulan berganti bulan mbok asri jalani hidupnya dengan buah hatinya yang diberi nama peno. Sekarang peno berusia tujuh bulan, sudah kelihatan lucu-lucunya. Mbok asri bangga dengan anaknya karna peno tumbuh menjadi anak yang sehat dan lincah. Mbok asri menghidupi anak dan dirinya dengan berjualan jajan keliling. Jika mbok asri bejualan peno dititipkan ketetangga yang selama ini selalu membantu mbok asri. Kadangkala mbok asri mengajak peno berjualan jika rewel.

Disuatu malam peno rewel, mbok asri yang tinggal seorang diri kebingungan tak biasanya peno seperti ini. lalu dia berkata kepada anaknya sambil meneteskan airmata”peno sayang...diamlah nak! andaikan ayahmu ada disini pasti kita tak seperti sekarang, ibu tak perlu membanting tulang untuk menghidupi kita, ibu pasti akan selalu disisimu menjagamu anakku sayang.!”. Peno semakin rewel, mbok asri semakin kebingungan. Akhirnya mbok asri yang dalam keadaan kusut, pakaian seadanya langsung mengendong pena dipunggungnya untuk pergi ke puskesmas. Sesampai di puskesmas peno langsung ditangani oleh perawat, untungnya puskesmas itu buka 24 jam. Saat itu puskesmas dalam keadaan sepi hanya ada mbok asri dan seorang pasien lainya. Setelah lama menunggu akhirnya giliran mbok asri, seorang perawat memanggil “ananda peno silakan masuk”

mbok asri membawa peno kedalam untuk menemui dokter atau bidanlah orang-orang desa menyebutnya. Akhirnya peno diperiksa, dokter mengatakan “ibu namanya siapa?” mbok asri menjawab “ ibu asri bu bidan”. Dokter mengulurkan resep kepada mbok asri sambil mengatakan “ananda peno hanya mengalami demam biasa, silakan ibu tebus obatnya” mbok asri mengambil resep dari tangan bu dokter sambil mengucapkan terima kasih dan pamit setelah membayar biaya pemeriksaan.

Ketika sampainya di rumah mbok asri menidurkan peno, kemudian tidur di samping peno baru paginya mbok asri akan menebus obat tersebut, karena jika menebus obat sekarang sudah terlalu malam lagipula harus kekota dulu. Pagi telah datang, mbok asri terbangun kemudian sholat sholat shubuh lalu beranjak ke dapur. Hari ini mbok asri masak sekadarnya karna tidak berjualan.

Setelah semua pekerjaan rumah selesai mbok asri memandikan peno lalu menyuapinya. Mbok asri menitipkan peno ketetangganya karna hari ini harus kekota untuk menebus obat peno.

Ketika di perjalanan ke kota mbok asri melihat seorang pria dipinggir jalan, gumam mbok asri dalam hati “sepertinya aku pernah melihat pria itu” karna penasaran mbok asri menghentikan langkahnya dan menemui pria tersebut. Betapa kaget hati mbok asri ketika tau kalau pria itu adalah suaminya yang telah lama menghilang. Mbok asri langsung tersentak dan mendekap pria tersebut sambil berkata”bapak kemana saja selama ini, anak kita sudah besar pak!” pak ahmad sambil menahan malu tertunduk pilu dan menjawab pertanyaan mbok asri”maafkan bapak bu, bapak tak berani pulang karna bapak tidak dapat pekerjaan”. Mbok asri berkata “ sudahlah pak yang telah terjadi jangan disesali sekarang ikut ibu ke apotik.

Mereka ke apotik naik angkot, setelah dari apotik mbok asri dan pak ahmad pulang bersama.

Setelah tiba di rumah mbok asri mengambil peno yang dititipkan ketetangganya yang bernama mbak inem. Akhirnya keluarga yang lama terpisah kini berkumpul kembali dan merekapun hidup bahagia.

Rabu, 15 Oktober 2008

Jeritan Hati Reni


Reni adalah seorang gadis dengan postur tubuh tidak pendek dan tidak tinggi, rupa yang sederhana namun anggun. Dia adalah seorang gadis yang ceria, senang bergaul dan supel. Sejak kecil dia terkenal sebagai seoarang anak yang cerdas. Dia selalu jadi juara di kelasnya, sehingga teman reni banyak.

Genap 20 tahun usia reni sekarang. Reni yang semula cuek dengan urusan cinta, sekarang mulai tumbuh benih-benih cinta dihatinya. Handi seorang laki-laki yang sangat berwibawa dan tampan rupanya telah mencuri hati reni. Reni berkenalan dengan handi lewat dunia maya. Sifat reni yang sangat menjunjung harga diri berlagak cuek ketika diajak berkenalan handi. Handipun tak kehilangan akal, dia terus merayu reni sehingga reni jatuh kepelukanya.

Setelah lama berbincang lewat dunia maya, akhirnya mereka bersepakat untuk ketemuan. Jalinan asmara diantara dua insanpun terjadi. Walau jarak telah memisahkan dua insan yang sedang dimabuk asmara, namun komunikasi mereka tidak pernah terputus.

Pada suatu malam reni merasakan sakit kepala yang teramat berat. Reni yang tak kuasa menahan sakit akhirnya tertidur dengan pulas. Paginya reni terbangun, dia penasaran dengan sakitnya yang diderita semalam, akhirnya reni pergi kedokter. Betapa shock reni saat itu ketika mendengar dokter memfonis dia dengan penyakit kanker otak. Hari-hari reni yang semula ceria berubah menjadi suram. Mau berontak.....pada siapa harus marah. Renipun pasrahkan hidup dan matinya kepada tuhan.

Jalinan asmara antara reni dan handi semakin erat, genap 1 tahun hubungan mereka berjalan, akhirnya mereka memutuskan untuk meresmikan hubungan kejenjang pernikahan. Handi tak tau dengan penyakit yang diderita reni, renipun tak mau bercerita kepada siapapun tentang sakitnya. Reni selalu menyembunyikan penyakitnya dengan senyuman. Dia tampak terlihat sehat dari luar dengan penyakit ganas yang menggerogoti tubuhnya. Reni sengaja tak memberitahukan kepada siapapun, karna dia tak mau menyakiti orang lain, cukup dia yang merasakan.

Pada suatu hari reni bertemu dengan teman handi yang bernama adnan. Akhirnya merekapun berbincang, betapa shock hati reni ketika mendengar cerita dari adnan ternyata handi sudah berkeluarga. Handi sudah mempunyai istri dan seorang anak. Reni yang semula tak percaya, akhirnya mengirim surat kepada handi. sungguh kaget hati reni ketika mendapat pengakuan dari handi yang ternyata sudah berkeluarga.

Sejak saat itu pudar sudah kepercayaan reni kepada laki-laki apalagi yang kenalanya lewat dunia maya. Renipun jalani kehidupanya seorang diri dengan penyakit yang dideritanya. Reni pasrah akan penyakitnya dan jalani aktivitas seperti biasa. Saat ini reni hanya menunggu maut, hanya keajaiban tuhan yang dapat mengubah segalanya.


Selasa, 14 Oktober 2008

puisi ala suroboyoan

* Sing Gak Iso Dilalekno


karo kasih tak taburno roso...

karo ati tak cubo ngungkal seneng...

sedino mbe'e aku ngenal koen...

seminggu mbe'e aku nyenengi koen...

lagek taon-taonan aku iso nglalekno koen...

Raimu marai aku seneng...

Tapi watekmu marai aku pengen muntah...

Tugelan pangarep senengku karo koen...

konco seje kuto sing tak senengi...

Aku ero pancen teko ati...

Aku ero jelas ireng nang nduwure puteh...

Tapi iku sing kelakon...

Aku ero aku gendeng...

Aku ero aku goblok...

Aku pancen gocik...

sak iki aku kudu siap perang...

merjuangno supoyo aku iso nglalekno koen...

Kabeh sing kelakon karo sing kroso...


* Ngarepno Koen Mbalik


Konco....

Lapo koen ninggalno aku...

lapo koen ngadohi aku...

padahal aku pengen karo koen terus...

masio ndunyo iki rame banget...

Aku ngroso sepi lan...

Pingin ketemu koen...

Masio urip iki abot tak lakoni...

Aku nang kene eleng koen...

Nangis gak duwe elo moto...

Koyok lintang sing Melik-melik...

Aku ngarepno koen koyok disek...

Waktu koen karo aku...

Lungguh nglamun karo ngguyu kepingkel-pingkel...

Umpomo aku iso mbaleni...

mbe'e iso nguripno maneh gairah uripku...

Ngarepno perasaan iki koen ero...

aku gak iso adoh teko koen...



Minggu, 12 Oktober 2008

Cara Membahagiakan Suami

Begitu berbunga-bunga hati seorang lelaki tatkala melangsungkan pernikahan dengan wanita pilihannya. Namun, seiring berlalunya waktu, bunga-bunga hati itu perlahan layu. Rasa bosan, jenuh, dan malas mulai mengusiknya. Sering terjadi, penyebab utamanya adalah sang istri yang kurang pandai memainkan perannya sebagai istri salehah; yang me-nyenangkan ketika dipandang, taat ketika dipe-rintah, dan mampu memberi kesejukan kala suami dirundung gelisah. Lebih dari itu, seorang istri yang mampu menjadi pendamping setia, menyertai suami dalam suka dan duka.

Sungguh indah syair diatas, tapi akan lebih indah jika kita laksanakan dalam kehidupan kita.

Betapa bahagianya hati seorang suami jika peroleh seorang istri yang sholeha, yang senantiasa tersenyum dan taat kepadanya. Apapun kondisi sang suami istri harus siap mendampinginya. Jangan saat suami suka aja kita berada disisinya, tapi saat dukanya kita malah kabur...waduhhh...!!! kayak kata-kata ini ada uang abang kusayang tak ada uang abang kutendang...hahahahaha.....payah dach. Bagaiman suami bisa sepenuhnya sayang sama kita jika kita seperti itu. Wahai insan wanita...perbaiki dirimu sebelum semuanya terlambat. Kita harus terlihat cantik di depan suami, senantiasa ceria dan taburkan senyuman mesrah kepadanya agar suami kita tidak menyeleweng.

Di zaman sekarang ini banyak suami menyeleweng. Salah siapakah ini...? apakah karna istri yang kurang pandai memahami suami...? ataukah sang suami yang kurang menerima keadaan istri...? coba kita renungkan...!!!

seorang sahabat ada yang tanya sama aku...gini katanya mbak cun...gimana sich caranya membahagiakan suami...? aku yang belum pernah menikah ya tak jawab apa adanya yang ada dalam pikiranku. Kita sebagai seorang wanita harus bisa segalanya, selalu cantik di depan suami, selalu tersenyum dan menaati suami, senantiasa mendampingi suami bagaimanapun kondisi suami..

lalu ditanya lagi...bisa segalanya tuh maksudnya apa mbak cun...?, lalu tak jawab lagi...harus bisa masak, ngurus anak,ngurus rumah, berhias dan ngurus suami. Lalu di tanya lagi...ngurus suami yang gimana mbak cun...?, lha pertanyaan yang satu ini aku gak bisa jawab, soalnya aku belum bersuami...hehehehe..., tapi aku tak kehilangan akal tak jawab gini...untuk urusan ini silakan konsultasi sama suami masing-masing...!!! akhirnya dia terdiam, berpikir kali yach.

Selasa, 07 Oktober 2008

Kompak Ngutil, Bibi dan Keponakan Dibui

Selasa, 07/10/2008 17:09 WIB
Kompak Ngutil, Bibi dan Keponakan Dibui
Imam Wahyudiyanta - detikSurabaya

Surabaya - Bibi dan keponakan satu ini memang kompak. Sayang kekompakan mereka malah berbuah penjara. Pasalnya mereka kompak mengutil pakaian dan sandal di 2 toko di Jembatan Merah Plaza (JMP).

Keduanya, sang bibi bernama Rumiyati (50) sedangkan sang keponakan bernama Siti Nur Rohmah (27), keduanya warga Kendung, Benowo, Surabaya. Mereka ditangkap polisi atas laporan pemilik toko yang memergoki aksi mereka.

"Si bibi yang mengambil barang, sedangkan sang keponakan bertugas menyembunyikan barang curiannya," ujar Kapolsek Krembangan, AKP Isbari kepada wartawan di Mapolsek Jalan Krembangan Barat, Selasa (7/10/2008).

Modusnya, kata Isbari, bibi dan keponakan itu menyaru menjadi pembeli saat memasuki Toko Timi yang menjual aneka busana. Di dalam toko, saat pemilik toko lengah, Rumiyati mengambil selusin kaos singlet. Kaos itu dilemparkan ke Siti yang kemudian mengemasnya ke dalam tas yang memang sengaja dibawanya.

Berhasil pada aksi pertama, mereka melanjutkan dengan memasuki Toko Kristin yang menjual sepatu dan sandal. Sialnya, saat mengoper 5 pasang sandal, pemilik toko memergoki aksi mereka. Dengan bantuan petugas keamanan JMP, keduanya dapat diamankan dengan menyerahkan ke kantor polisi.

"Mereka sudah sering beraksi di pertokoan di JMP. Namun kali ini mereka kepergok," tandas Isbari.(iwd/fat)


owalah yo...yo... terus kepiye iki (terus gimana ini) kejahatan semakin merajalela. Salah siapakah ini...???

tidak sadarkah mereka kalau semua yang ada di dunia ini milik tuhan. Kita hanya di titipi, kemanakah nurani kita. Jika masih mampu bekerja tuk apa mencuri, jika tidak mampu mencuripun tak ada gunanya. Yang ada hanya merugikan diri sendiri, kita akan rugi dunia akhirat.