Di sebuah hutan tinggalah seekor jerapah jantan. Dia hidup sendiri tanpa orang tua, karena sejak kecil orang tuanya telah mati di makan harimau. Si jerapah banyak kawan, karena dia adalah seekor binatang yang baik hati. Dimanapun dia berada selalu menolong binatang yang sedang kesulitan tanpa mengharapkan suatu imbalan. Suatu hari si jerapah sedang jalan-jalan keliling hutan. Tiba-tiba dia mendengar ada suara jeritan minta tolong. “tolong...tolong...”!. “Suara apa itu ya?”gumam si jerapah. Si jerapah menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri mencari suara tersebut, setelah lama mencari akhirnya dia menemukan rimbanya suara tersebut. Ternyata seekor nyamuk yang terjerat sarang laba-laba. “hai...nyamuk kenapa kau jadi begini?” tanya si jerapah. “aku terjerat sarang laba-laba ketika terbang mencari makanan.” jawab si nyamuk. Akhirnya si jerapah melepaskan sarang laba-laba yang menjerat tubuh nyamuk. Setelah lilitan dilepaskan nyamuk terbebas dan terbang sambil berkata”terima kasih jerapah...! apa yang kau inginkan dariku untuk membalas budimu”. “aku tak menginginkan apa-apa. Aku cuma berpesan padamu lain kali hati-hati” jawab si jerapah. Akhirnya nyamukpun terbang bebas sambil melambaikan tanganya kepada jerapah.
Setelah lama berjalan jerapah merasa kelelahan. Tenggorokanya terasa kering dan perutnya sudah mulai keroncongan. Jerapah beristirahat di pinggir danau yang jernih dan sekelilingnya di tumbuhi rerumputan yang indah. Setelah melepas dahaga dan lapar, jerapah merasa ngantuk karna kekenyangan,jerapahpun tertidur. Tiba-tiba datanglah seekor buaya. “ehm...ada makanan lezat nich, lumayan buat santapan hari ini walaupun sedikit kurus”. Jerapah yang sedang tertidur lelap tak sadar kalau ada buaya didekatnya. Buaya menggigit kaki jerapah, jerapapun terbangun karna kesakitan. “Tolong...tolong...!!!” teriak si jerapah. Segerombolan burung bangau datang ketika mendengar jeritan si jerapah. Burung-burung tersebut mematuk-matuk si buaya, karna saking banyaknya burung tersebut akhirnya buaya kalah dan mati. Jerapah merasa lega karna nyawanya terselamatkan dan mengucapkan terima kasih pada bangau-bangau tersebut. “hai... bangau mengapa kau menolongku?” tanya jerapah”. “anggap saja sebagai imbalan balas budi karna kau dulu telah menyelamatkan saudara kami, ketika terluka sayapnya”. Si jerapah telah melupakan kejadian tersebut, karna tlah berlalu begitu lama dan dia tak pernah mengharapkan imbalan jika membantu sesama. Setelah bercengkeramah begitu lama dengan bangau-bangau tersebut, jerapah pamit untuk pulang karna hari telah mulai petang, Bangaupun mengiyakan.
Dalam perjalanan pulang jerapah merasa senang, karna tlah terselamatkan dari maut. Setelah tiba di pediaman jerapah istirahat. Sejak saat itu jerapah selalu hati-hati dalam langkahnya, seperti yang selalu terucap dari mulutnya ketika menyelamatkan sesama binatang.