Rabu, 31 Desember 2008

Beristikharohlah

"Boleh jadi kamu membeci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Alah Maha Mengetahui sedangkan kami tidak mengetahui" (al-Baqarah 216).

Untuk mendapatkan semua jawaban hanyalah dengan beristikharah, setelah itu qt serahkan semua padanNya. Tapi ingat....berusaha dulu.

Jumat, 12 Desember 2008

Tidak Membenci yang Dicinta, Tidak Mencinta yang Dibenci

Sufyan Ats Tsauri bercerita bahwa pada suatu hari ia mengunjungi Ja'far Ash Shidiq bin Muhammad ra. Ia berkata kepada Sufyan, " Wahai Sufyan, ada dua perkara yang barang siapa mengamalkannya, Insya Allah ia akan masuk surga. "
" Apakah itu? " Sufyan bertanya.
" Kau sabar dan tabah dalam menanggung sesuatu yang kau benci karena Allah mencintainya. Dan kau tinggalkan sesuatu yang kau sukai karena Allah membencinya. Amalkan ini, dan aku akan bersamamu! "

" Katakanlah : Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah : Thaatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir. " (Ali Imran : 31-32)

Senin, 01 Desember 2008

Mulailah Dari Dirimu

Saudaraku... sudahkah kalian introspeksi diri sebelum menasehati seseorang atau menginginkan seseorang menjadi yang kalian harapkan?. Ingat...!!! seseorang akan melihat diri kita terlebih dahulu sebelum melaksanakan apa yang di amanahkan kepada mereka.

Saudaraku...sudahkah kita benahi diri sebelum meminta kepada Allah. Allah akan mengabulkan permintaan hambanya jika dia benar-benar konsisten dengan apa yang dia minta. Bukan orang yang tidak teguh pendirian.

Bagaimana mungkin...Allah mengabulkan permintaan hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari. Namun ketika siang muncul, diapun melakukan maksiat.

Bagaimana mungkin seorang gadis ingin mendapatkan laki-laki sholeh terkabulkan, jika dirinya belum sholeha.

Bagaimana mungkin do'a seorang hamba yang mengharapkan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga.

Bagaimana mungkin seorang ibu mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholeha, sedangkan dirinya disibukan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.

Banyak orang mengaku cinta kepada Allah, tapi sering mengalami kegagalan... mengapa? Karna mereka sering goyah jika mendapatkan secuil ujian dari Allah. Ingatlah saudaraku...!!! ujian adalah cara Allah menunjukkan kasih sayangnya kepada orang-orang yang beriman.

Sabtu, 29 November 2008

Doa Seorang anak

Ada tiga amalan....
Yang akan terus mengalir pahalanya walau pemiliknya telah tinggalkan dunia fana. Doa anak sholeh atau sholehah itulah salah satu amalan yang dimaksudkan.

Ya...doa anak sholeh dan sholeha mampu meringankan beban siksa orang tua di alam kuburnya. Mampu menambah timbangan ibu bapaknya kelak ketika semua amalan telah terputus dari raga, kecuali amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak mulia.

Sungguh berbahagia orang tua yang punya anak sholeh dan sholehah seolah investasi maha besar telah ditanamkan dengan bunga berlipat ganda yang terus mereka petik walau sudah meninggalkan dunia.

Sebelum terlambat...marilah segera kita ingat, untuk segera mempersiapkan anak-anak kita nantinya menjadi anak sholeh dan sholehah yang selalu mendoakan orang tuanya yang sudah tiada dan selalu memohonkan ampun ibu bapaknya kepada sang khaliq.

AL FAATIHAH

ayat ke-6 dan -7


" Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-
orang yang telah engkau anugerahkan ni'mat kepada
mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan
pula jalan mereka yang sesat "


Dalam terjemahan depag kata "tunjukilah" (ihdina) yang berasal
dari kata "hidayaat" juga mempunyai makna memberi taufik.
Orang-orang yang dianugerahkan ni'mat, dijelaskan dalam surat
An Nisaa':69,

" ...orang-orang yang dianugerahkan ni'mat oleh Allah yaitu;
nabi-nabi, para shiddiiqiin (yang amat teguh kepercayaannya
kepada kebenaran Rasul), orang-orang yang mati syahid, dan
orang-orang yang sholeh ",

sedang mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat dalam catatan
kaki terjemahan depag dimaksudkan sebagai semua golongan yang
menyimpang dari ajaran Islam.

Ayat penutup dari ummul Qur'an ini, yang selalu kita baca
saat shalat, merupakan do'a dan permohonan kita pada Allah Aza
Wa'zala, agar Dia menunjuki kita jalan para nabi dan para shiddi-
qiin, para syuhada dan para sholihin, jalan yang lurus menghadap
Allah, jalan yang mulia, jalan yang telah ditempuh Ibrahim AS,
Isa putra Maryam, dan Muhammad SAW. Jalan seperti apakah ini ?

Jalan para nabi Allah adalah jalan yang mendaki lagi sukar,
jalan yang banyak mengeluarkan banyak keringat dan darah, jalan
yang penuh dengan celaan dari orang-orang yang suka mencela,
jalan yang penuh fitnah dan dengki dari orang-orang yang suka
memfitnah, jalan dimana makar, caci-maki, teror, tekanan, hasutan,
dan bujuk-rayu menyesatkan merupakan duri-duri yang merealitas.
Jalan yang bukan saja kelaparan, kedinginan, dan kesengsaraan-
kesengsaraan lain menghadang, namun juga jalan dimana was-was
menyusup menikam hati dan mencekam jiwa. Jalan yang diliputi
dengan perjuangan dan pengorbanan panjang, kesengsaraan dan
penderitaan yang meletihkan jiwa, serta cobaan yang datang bertubi-
tubi, sehingga dapat membuat jiwa bimbang, perasaan putus asa,
dan hati menjadi goncang. Sebagaimana dilukiskan surat
Al Baqarah:214,

"...Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digun-
cangkan dengan bermacam-macam ujian sehingga berkatalah Rasul
dan orang-orang beriman bersamanya, ' Bilakah datangnya per-
tolongan Allah ?' Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu
amat dekat "

Bayangkan ! betapa berat goncangan dan kesengsaraan dalam jalan
ketaqwaan ini, sehingga Rasul dan para shiddiqiin, yang yakin akan
kebenaran Rasul, sampai berkata " Bilakah pertolongan Allah ?"
" Kapan pertolongan Allah datang ?".

Itulah jalan yang lurus, jalan yang kita mohonkan pada Allah,
agar kita dianugerahkan untuk menapakinya. Do'a ini kita ulangi
terus-menerus dalam shalat-shalat kita dengan lancar dan kesadaran
penuh, dengan sungguh-sungguh. benarkah kita telah sungguh-sungguh
dan dengan penuh kesadaran ingin mengarungi jalan itu ? Fahamkah
kita akan tajamnya duri di jalan itu ?

Islam, agama ini hanya memiliki satu jalan, jalan yang lurus,
jalan ketaqwaan, jalan yang mengajak manusia untuk memerdekakan
diri dari setiap ikatan yang tak bersumber pada ikatan ilahiah,
jalan yang mengajak manusia untuk memberikan loyalitas penuh
kepada Rabb, Khalik, dan Malik manusia. Jalan yang memuliakan
manusia dan kemanusiaan, jalan yang menihilkan penghambaan manusia
atas manusia, penghambaan manusia atas hawa nafsu, jalan yang
aktif dan penuh motivasi, bukan jalan orang-orang yang mudah
menyerah. Agama ini mengajarkan partisipasi aktif di dalam pene-
gakkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab serta
mengembalikan perikemanusiaan seluruhnya dari kelenyapannya.
Agama ini mengajarkan manusia untuk hidup dalam masyarakatnya,
mengarahkan, dan berjuang untuk terus-menerus menentang arus yang
mengarahkan pada kesesatan dan kerendahan. Inilah tugas kekhalifahan
di bumi, tugas untuk hanya membesarkan nama Allah dan tidak nama
selain Allah, tugas untuk hanya meninggikan nama Allah dan tidak
yang lain, tugas untuk menjadi hamba, budak tak berharga, tugas
untuk menjadi prajurit pembela agama Allah, pembela agama Allah
hingga air mata menjadi kering, keringat menjadi asin, darah menjadi
putih, pembela agama Allah dan mencari ridla Allah, meski sejuta
orang menyatakan kita bodoh dan tak faham zaman. Inilah jalan yang
lurus jalan para nabi dan shiddiiqiin.

Melepaskan diri dari tantangan dan hambatan, menghindar dari
jalan yang terjal lagi mendaki amatlah mudah dan tidak sulit.
Mengurung diri atau bertapa serta segala panteisme lain bukanlah
khas agama ini. Agama ini penuh dengan sifat kepemimpinan, tampil
kedepan, dan perjuangan, agama yang menilai tinggi usaha/ikhtiar/
perjuangan. Agama yang siap menghadapi tantangan dan bukan lari
dari medan laga kesengsaraan. Agama ini bukan agama untuk kaum
pengecut atau pemberani gaya Don Quisot (yang tanpa perhitungan),
namun agama yang telah dirancang Allah untuk ummat pilihan, yang
akan memberi rakhmat kepada alam. Inilah agama yang lurus, agama
Ibrahim AS, Agama Isa putra Maryam, dan agama Muhammad SAW.

Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan orang-orang
yang engkau beri ni'mat, bukan jalan orang-orang yang dimurkai
dan sesat. Tunjukillah kami jalan ketaqwaan, jalan yang Engkau
ridhai. Kuatkanlah hati kami untuk menapakinya, mantapkanlah
hati kami, dan masukanlah kami ke dalam golongan para shalihin,
amien.

Kamis, 27 November 2008

Syariat Islam Mengenai Cinta Dan Menikah Tanpa Cinta

Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah SWT didalam jiwa manusia, yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya. Sebagaimana Firman Allah SWT, yang artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar Rum: 21)

Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram. Cinta mengandung segala makna kasih sayang, keharmonisan, penghargaan dan kerinduan, disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka, lapang dan sempit.

Cinta Adalah Fitrah Yang Suci


Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya.Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik.

Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia.Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia .Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu untuk dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya.

Islam membersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram.

Menikah Tanpa Cinta


Adakalanya sebuah pernikahan terjadi tanpa dilandasi oleh cinta. Mereka berpendapat bahwa cinta itu bisa muncul setelah pernikahan. Islam memandang bahwa faktor ketertarikan merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Islam melarang seorang wali menikahkan seorang gadis tanpa persetujuannya dan menghalanginya untuk memilih lelaki yang disukainya seperti yang termuat dalam Al Qur’an dan Al Hadist

Firman Allah SWT, yang artinya: “Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin dengan bakal suaminya” (QS. Al Baqarah: 232)

“Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu anhu , bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam , lalu ia memberitahukan bahwa ayahnya telah menikahkannya padahal ia tidak suka , lalu Rasulullah SAW memberikan hak kepadanya untuk memilih” (HR Abu Daud)

Karena yang menjalani sebuah pernikahan adalah kedua pasangan itu bukanlah wali mereka.

Selain itu seorang yang akan menikah hendaknyalah melihat dulu calon pasangannya seperti termuat dalam hadist: “Apabila salah seorang dari kamu meminang seorang wanita maka tidaklah dosa atasnya untuk melihatnya, jika melihatnya itu untuk meminang, meskipun wanita itu tidak melihatnya” (HR. Imam Ahmad)

Memang benar dalam beberapa kasus, pasangan yang menikah tanpa didasari cinta bisa mempertahankan pernikahannya. Tapi apakah hal ini selalu terjadi, bagaimana bila yang terjadi adalah sebuah neraka pernikahan, kedua pasangan saling membenci dan saling mencaci maki satu sama lain. Sebuah pernikahan dalam islam diharapkan dapat memayungi pasangan itu untuk menikmati kehidupan yang penuh cinta dan kasih sayang dengan mengikat diri dalam sebuah perjanjian suci yang diberikan Allah SWT. Karena itulah rasa cinta dan kasih sayang ini sudah sepantasnya merupakan hal yang harus diperhatikan sebelum kedua pasangan mengikat diri dalam pernikahan. Karena inilah salah satu kunci kebahagian yang hakiki dalam menyikapi problematika rumah tangga nantinya.


Rabu, 26 November 2008

Istiqomah

Alangkah mudah mengucap satu kata ini. begitu mudah mengharapkan orang lain ber_istiqomah saat kita sedang berada diatas. ketika sedang terpuruk seakan lupa akan omongan kita,…. astaghfirullah…

Rasulullah pun mewanti-wanti, sebuah amalan yang paling berat untuk dilaksanakan adalah istiqomah, tidak perlu “bernafsu” beramal sebanyak-banyaknya lalu mlempem di hari berikutnya, tetapi sedang dan istiqomah lebih dicintai dari pada banyak lalu drop!. lebih baik banyak dan istiqomah… ehmmmmm

istiqomah, yaa istiqomah, menjadi salah satu indikasi keikhlasan seseorang dalam beramal, sekali lagi indikasi, bukan berarti yang tidak istiqomah tidak ikhlas. toh keikhlasan itu hanya Allah yang tahu.

Marilah mulai dari sekarang kita mengoreksi diri....

semangat...semangat...!!!

Senin, 24 November 2008

Pergaulan Dalam Islam

Seandainya diteliti kepada keseluruhan agama samawi, maka kita akan dapati bahwa semuanya mengharamkan perzinaan. Kalau ditinjau dari segi logikanya perzinaan itu dapat menjurus kepada pengaburan masalah keturunan, menghancurkan rumah tangga, meretakkan hubungan, menimbulkan penyakit dan lain-lain.
Islam, sebagai suatu agama yang syumul, apabila mengharamkan suatu perkara, maka ditutupnya jalan-jalan yang akan membawa kepada perbuatan haram itu, serta mengharamkan cara apa saja perkara yang menjadi mukaddimah kepada suatu pekerjaan yang haram itu.

PERGAULAN BEBAS ADALAH HARAM
Diantara perkara yang diharamkan oleh Islam adalah berduaan dengan seorang perempuan lain (bukan isteri, bukan salah satu kerabat yang haram dinikahi untuk selama-lamanya, seperti ibu, kakak-beradik, ibu saudara dan sebagainya). Ini bukanlah berarti menghilangkan kepercayaan kedua belah pihak atau salah satu daripadanya tetapi demi menjaga kedua insan tersebut dari perasaan yang tidak baik yang lazimnya lahir apabila dua insan yang berlawanan itu bertemu, tanpa ada orang ketiga.
Seperti sabda nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad,” Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia berduaan dengan seorang perempuan yang bukan mahramnya, karena yang ketiga adalah syaitan. ”Manakala dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari yang maksudnya, ”Hindarilah keluar masuk rumah seorang perempuan. Kemudian ada seorang lelaki ansar bertanya: Ya Rasulullah. Bagaimana pendapatmu tentang ipar? Maka jawab nabi, berduaan dengan ipar itu, sama dengan menjumpai mati.”
Ketahuilah bahwa semua larangan nabi ini adalah demi menjaga keharmonisan dan kesejahteraan masyarakat. Mungkin kita akan merasa berdosa apabila melakukan sesuatu kejahatan terhadap orang lain tetapi pernahkah kita berfikir seandainya sesuatu kejahatan itu dilakukan terhadap kita, adakah kita akan berdiam diri? Seperti dalam suatu kisah di zaman nabi Muhammad s.a.w. Seorang pemuda yang baru memeluk Islam datang kepada nabi lalu meminta izin untuk berzina. Lalu nabi bertanya kepadanya, maukah kamu seandainya seseorang itu berzina dengan ibumu atau saudara perempuanmu? Selepas dari peristiwa tersebut, perkara yang paling dibencinya adalah zina.

MELIHAT LAWAN JENIS DENGAN BERSYAHWAT
Diantara suatu perkara yang diharamkan oleh Islam ialah gharizah yaitu pandangan seorang lelaki terhadap perempuan dan begitu juga sebaliknya. Mata adalah kunci hatinya dan pandangan adalah jalan yang membawa fitnah dan sampai kepada perbuatan zina. Seperti kata seorang penyair arab,” Semua peristiwa asalnya karena pandangan, Kebanyakan orang masuk neraka adalah karena dosa kecil. Permulaannya pandangan, kemudian senyum, lalu memberi salam, kemudian berbicara, lalu berjanji. Dan sesudah itu ia bertemu.”
Lantaran itu, Allah memerintahkan kepada hamba-hambanya di dalam surat AnNur, ayat 31-32 agar menjaga pandangannya diiringi dengan perintah untuk memelihara kehormatan dirinya. Sesungguhnya pandangan yang terpelihara ialah apabila memandang kepada lawan jenis, tidak melihat karena kecantikannya atau ketampanannya dan tidak terlalu lama melihatnya serta tidak melekat pandangannya kepada yang dilihatnya itu. Oleh itulah, nabi berpesan kepada Saidina Ali yang bermaksud,”Hai Ali, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan yang lainnya. Kamu hanya boleh melihat pada pandangan yang pertama, jika ada pandangan yang berikutnya tidak diperbolehkan.” (HR Ahmad)
Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. menganggap pandangan liar dan menjurus kepada lawan jenis sebagai suatu perbuatan “zina mata”. Sabda baginda lagi yang maksudnya, ”Dua mata itu bisa berzina dan zinanya adalah melihat.(HR Bukhari) Ia dinamakan berzina karena memandang itu adalah salah satu bentuk bersenang-senang dan memuaskan nafsu syahwat dengan jalan yang tidak dibenarkan oleh syara’. Larangan Allah ini bukanlah sesuatu yang tidak bermanfaat dan sia-sia karena pandangan yang terdorong oleh nafsu ini bukan saja membahayakan kemurnian budi bahkan akan merusak kestabilan berpikir dan ketenteraman hati.
Maka berkatalah seorang penyair:”Apabila engkau melepaskan pandanganmu untuk mencari kepuasan hati.Pada suatu saat pandangan-pandangan itu akan menyusahkanmu jua. Engkau tidak mampu melihat semua yang kau lihat. Tetapi untuk sebagainya maka engkau tidak bisa tahan.”

HARAM MELIHAT AURAT
Di antara yang harus ditundukkan pandangan, ialah aurat. Karena Rasulullah saw telah melarang walaupun antara sesama laki-laki dan antara sesama perempuan untuk memperlihatkan aurat masing-masing, walaupun dengan ada syahwat ataupun tidak. Sabda nabi saw, “Seseorang lelaki tidak boleh melihat aurat lelaki lain dan begitu juga perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan lain ...” (Hadis Riwayat Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi). Aurat lelaki yang tidak boleh dilihat oleh lelaki atau aurat perempuan yang tidak boleh dilihat oleh perempuan ialah antara pusat hingga ke lutut.
Manakala aurat perempuan dalam hubungannya dengan laki-laki ialah seluruh badannya kecuali muka dan tapak tangan.


Kamis, 20 November 2008

ISLAM: SATU-SATUNYA ALTERNATIF

Kemerosotan peranan politik dan peradaban Islam tidaklah menyebabkan
hilangnya system ajaran Islam sebagai suatu system nilai (value system) yang
telah merasuk pada qolbu Muslimin, dan bahkan memberikan terobosan tumbuhnya
embrio peradaban Barat modern. (Betapa banyak warisan kebudayaan Islam yang
diambil alih dan di'claim' sebagai milik Barat). Sebagai system ajaran, Islam
tetap memiliki alternatif satu-satunya bagi manusia yang ingin selamat
dunia maupun akhirat. Islam juga akan tetap menjadi satu-satunya alternatif
peradaban modern ummat manusia, pada hari ini dan hari depan. Secara
konsepsional, Islamlah yang paling layak untuk menggantikan seluruh konsepsi
spiritual yang telah ada. Hujjah tekstual tak usah dipertanyakan lagi.
Semuanya bisa dilihat dan dikaji kebenarannya dari sumber-sumber pokok ajaran
Islam, yaitu al_Qur'an dan as_Sunnah. Adapun hujjah intelektual ditangan
pada peninjau yang dianggap 'netral', dengan mengikuti disiplin ilmiah
tertentu, menyatakan tentang keunggulan Islam dan memperoleh pensubstitusian
sehingga bebas dari kesan apologetik apapun.

Contok tinjauan netral ini dilakukan oleh Ernest Gellner, seorang
sosiolog agama. Gellner menunjukkan bahwa tradisi agung dalam Islam tetap
bisa dimodernkan (modernizable) tanpa perlu memberi konsesi kepada pihak
luar. Dan ini merupakan kelanjutan dialog ummat Islam sendiri sepanjang
sejarahnya. "Diantara berbagai agama yang ada", kata Gellner, "Islam
adalah satu-satunya yang mampu mempertahankan sistem keimanannya dalam
abad modern ini, tanpa banyak gangguan doktrinal. Dalam Islam, dan hanya
dalam Islam", lanjut Gellner, "pemurnian dan modernisasi di satu pihak,
dan peneguhan kembali identitias ummat di pihak lain, dapat dilakukan
dalam satu bahasa dan perangkat yang sama. Dunia Islam memang tidak
begitu gemilang menerobos dan mempelopori ummat manusia memasuki abad
modern. Tetapi karena watak dasar Islam sendiri, kaum Muslimin mungkin
justru menjadi kelompok manusia yang memperoleh manfaat terbesar dari
kemoderenan dunia. Tentunya kemoderenan disini bermakna kamajuan
teknikalisme. Dengan kata lain, kunci keberhasilan Islam memasuki abad
kegemilangannya terletak pada peneguhan kembali Warisan Syariah yang
tak pernah lapuk. Kekokohan struktural harus dibangun di bawah, serta
kemampuan mengambil alih dan merebut teknikalisme yang dimonopoli
Barat".

Sementara itu, optimisme di kalangan ummat tentang kebangkitan Islam,
bukanlah optimisme yang tanpa alasan, terutama berkaitan dengan potensi
besar yang dimiliki kaum Muslimin, yaitu:

Pertama, potensi Syariah Islam itu sendiri sebagai warisan
kemanusiaan yang diberikan oleh Allah SWT. Warisan yang tak pernah lapuk.
Tidak ada satu agamapun di dunia ini yang masih terpelihara originalitasnya
(asholah), kecuali Islam. Lebih dari itu, Islamlah satu-satunya agama yang
sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri.

Kedua, potensi penduduk Muslim yang berjumlah kurang lebih satu per
empat milyar jiwa. Ini berarti seperlima penduduk dunia adalah Muslim.
Islam adalah agama yang paling muda, yang jumlah pengikutnya sebanding,
bahkan melebihi agama-agama lain yang lebih tua, seperti Nasrani dan Yahudi.
Meski gelombang politik Islam naik turun, tetapi jumlah penduduknya - secara
global - tidak pernah berkurang. Islam ibarat air, senantiasa mencari tempat
yang rendah untuk mengalir.

Ketiga, potensi sumber-sumber kekayaan alam yang melimpah di negeri-
negeri Muslim, khususnya minyak bumi dan sumber-sumber mineral lainnya.
Potensi minyak bumi yang berada di negara-negara Teluk, di Aljazair, Brunei
Darussalam, Indonesia, dan seterusnya. Bahkan di wilayah Sovyet (pen. former)
dan RRC pun ditemukan sumber-sumber minyak yang ditempati kaum Muslimin
Sovyet (pen. former) atau kaum Muslimin RRC. Memang Allah SWT. telah
menyediakan energi material dan immaterial untuk membantu kaum Muslimin,
membangun dan memanfaatkan untuk menegakkan agama-Nya, sekaligus memadamkan
berbagai pemberontakan terhadap Allah SWT. di berbagai penjuru dunia ini.

Keempat, potensi warisan sejarah. Islam pada masa lampau telah
berjaya memegang kendali peradaban lebih dari tujuh abad lebih. Belum
pernah ada satu agama maupun ideologi yang mampu mengembangkan peradaban-
nya melebihi dari Islam. Peradaban Barat pun hari ini baru berumur kurang
lebih 450 tahun. Jika Muslimin pada masa lampau menguasai peradaban,
tentu bisa juga untuk masa depan.

Kelima, janji Allah SWT. yang tidak pernah diingkari. Bahwa Allah
akan mengembalikan kekhalifahannya di muka bumi kepada orang-orang yang
beriman. (Al Qur'an surat 24:55)


Rabu, 19 November 2008

Pengalaman Masa kecil

dulu... ketika aku masih duduk di bangku SD, aku punya teman karib namanya dwi cahyani. Kemanapun kami pergi selalu bersama. Kami berpisah semenjak duduk di bangku SMP. Dwi diterima di SMPN 1 Lamongan, sedangkan aku tidak, aku hanya masuk di SMPN 2. kami jarang bertemu karena dwi kost, sedangkan aku pulang pergi ke rumah walaupun kami satu desa.

Masih teringat banget kenangan-kenangan indah diwaktu kecil bersama sahabatku. Setiap berangkat sekolah aku jemput dia, karna rumahku yang paling jauh sedangkan dwi lebih dekat dari sekolah. Pulang sekolahpun kami selalu bersama, sering juga kami mampir ke sawah tuk ambil mentimun, walaupun itu bukan mentimun punya kami (kami nakal yach). Sampai-sampai dulu pernah ketahuan sama yang punya sawah tersebut. Kami tersentak lalu lari terbirit-birit, karna takut dimarahin. Kami yang masih kecil kalah lari sama yang punya, akhirnya kami tertangkap dan dilaporkan kekepala sekolah. Keesokan harinya kami dihukum berdua. Kami di suruh berdiri didepan tiang bendera sambil memberi hormat sampek jam 10 pagi. Kejadian ini ketika kami masih duduk di kelas 2 SD. Sorenya kami ngaji bersama di TPA, sedangkan malamnya ngaji di masjid. Pokonya kami tuh sibuuuuukkkkk banget, jarang di rumah. Pulang sekolah kami makan, lalu pergi ke masjid sampek nunggu waktu ngaji, kalau sudah jam 2 siang kami pergi ke TPA, tapi sebelumnya pulang dulu untuk mandi. Jam 4 sore kami pulang lalu mandi dan makan, kemudian berangkat lagi ke masjid sambil nunggu maghrib. Usai melaksanakan sholat maghrib kami ngaji yang di bimbing oleh ustadz mukhlisin. Kejadian ini berlangsung sampek kami lulus SD (tapi mencurinya nggak, cmn 3 kali waktu kami kelas 2...lha yang ketiga ketahuan...hehehehehe....).

Dwi....dimana kamu sekarang shobat? Apakah kau mendengar tangisan rindu sahabatmu ini. Ingatkah kamu dengan kenangan getir dan manisnya persahabatn kita. Mengapa kau menghilang sobat..?. semenjak keluargamu pindah dari desa, aku tak pernah melihatmu lagi. Semoga kau baca rintihanku ini. Semoga kau baik-baik saja dimanapun berada. Aku tak akan melupakanmu dan persahabatan kita.

Senin, 17 November 2008

Setiap Pertemuan Pasti Ada Perpisahan

Sungguh sedih jika kita kehilangan orang yang kita cintai. Entah itu orang tua, saudara, kekasih ataupun yang lainya. Merana ataupun bersedih boleh...asal jangan berlebihan. Saudaraku...jika kesedihan tlah tertancap di hati, maka segeralah kita kembali ke sang khaliq, karna pertemuan dan perpisahan Allahlah yang mengatur.

Jika kita berpisah dengan sang kekasih entah karna sebab apapun, maka ikhlaskan dia. Berarti dia bukan jodoh kita. Ingat saudaraku...!!! rizki,maut dan jodoh Allah yang mengaturnya.

Manusia hanya bisa berencana, tapi tetap semua kembali padaNYA. Bagaimanapun rencana kita jika Allah tak menghendaki ya tak akan terjadi, tapi...jika Allah telah berkehendak sejauh mana kita menghindar ya pasti akan terjadi.

Saudaraku...tapi kita juga tak boleh pesimis. Jangan pernah ada kata menyerah sebelum kita bertindak. Tanamkan sifat optimis di qalbu kita. Insya Allah kita akan memperoleh ketenangan jiwa. Jika usaha kita gagal baru kita pasrahkan semuanya pada Allah. Kegagalan adalah kunci keberhasilan, jadi sebenarnya setiap kegagalan adalah awal dari kesuksesan kita (kesuksesan yang tertunda). Ayo saudaraku semangat...!!!!

Kamis, 13 November 2008

Istri Shaliha

istri shaliha adalah harta terpendam suami yang setiap hari ditemukan mutiara-mutiara baru di dalamnya.

Hal terindah yang dibawa oleh istri shaliha adalah hatinya yang selalu bersih.

Istri shaliha adalah harta terpendam yang diidamkan semua orang. Orang yang menemukanya tentu akan bahagia.

Istri shaliha menjadikan hidup suaminya senantiasa dalam bulan madu.

Ciri Ciri Istri Shaliha :

  1. Kebaikanya berasal dari rasa takutnya kepada Allah

  2. Harta pusakanya adalah qana'ah (rasa cukup apa adanya) dengan rizki yang Allah berikan

  3. Perhiasanya adalah kedermawanan terhadap harta yang dimilikinya karena mengharap ridha Allah

  4. Perilakunya adalah melayani suami dengan baik demi memperoleh keridhaan Allah

  5. Keinginanya adalah mempersiapkan diri untuk kematian, karena kerinduanya kepada Allah

  6. kemulianya adalah tawadhu' (rasa rendah diri)nya kepada Allah


sumber kebaikan istri shaliha adalah kesucian dan kehormatanya. Istri shaliha tampak kemilau dalam berbagai cobaan, ujian, bencana dan krisis. Misi hidup istri shaliha adalah membahagiakan suaminya. Istri shaliha adalah bunga yang harum mewangi dalam rumah tangga. Tanpanya, rumah laksana vas tanpa bunga dan botol tanpa minyak wangi. Air mata istri shaliha lebih berharga daripada darah istri pembangkang.

Istri shaliha adalah kunci yang kita gunakan untuk memasuki syurga. Istri shaliha berbicara laksana madu yang bening. Seolah-olah di bawah lidahnya ada harut yang menghemmbuskan sihir disana. Tutur katanya seakan taman-taman yang dipenuhi bunga.

Wahai saudariku....sudahkah kita menjadi istri yang shaliha, jika belum marilah kita benahi diri dari sekarang. Bagi yang belum menikah persiapkan dirimu untuk menjadi istri shaliha. Marilah kita berlomba-lomba dalam kebajikan dengan tujuan semata-mata karna Allah.


Rabu, 12 November 2008

Kita Hidup Janganlah Melihat Bayangan Orang Lain, Lihatlah Bayangan Kita Sendiri

Assalamualaikum...

wahai saudaraku....

ahlan wa sahlan...

Saudaraku... jika kita pernah melakukan kesalahan, cepatlah benahi diri, karna waktu kita tak banyak.Jika kita punya harta lebih mari kita sisihkan sedikit untuk orang yang membutuhkan. Kita harus senantiasa bersyukur walau berapapun rizki yang di berikan Allah kepada kita.

Saudaraku... kita hidup janganlah melihat bayangan orang lain, lihatlah bayangan kita sendiri.Jika orang lain bisa beli mobil atau benda berharga lainya, kita patut bersyukur. Alhamdulillah...dia diberi rizki oleh Allah lebih sehingga dapat beli benda tersebut, jangan malah merasa iri. Jika kita hanya mampu membeli sepeda ya biarlah...memang kemampuan kita segitu.

Saudaraku...mari kita berlomba-lomba tuk mencari bekal menuju puncak kenikmatan yakni surga Allah. Saudaraku...taukah engkau pada dasarnya kita hidup tujuanya tuk menjemput kematian, bukan hanya menunggu mati. Jika hanya menunggu kita hanya berpasrah menunggu sang ajal menjemput, tapi jika menjemput kematian kita akan berusaha tuk mencari bekal sebelum ajal menjemput.

Saudaraku cukup sekian nasehat pendek dariku. Semoga bermanfaat tuk kita semua.

Wassalamualaikum...

Selasa, 11 November 2008

Khansa' binti Khidzam

slam meletakkan wanita di tempat yang patut. Dia adalah

pemimpin rumah tangga dan pelaksana urusan serta penanggungjawabnya.
Orang laki-laki membantunya dalam urusan itu, sedang dia membantu
orang laki-laki dalam urusan selain itu. Adapun kemerdekaannya, maka
hal itu tampak dalam kemerdekaan perkawinan dan kebebasan menyatakan
pendapatnya. Itu adalah urusan haknya. Tidak seorang pun boleh meram-
pas haknya untuk berpendapat atau melanggar izinnya. Kemerdekaannya
dalam hal itu lebih jauh jangkauan dan lebih sempurna kedudukannya
daripada orang laki-laki.

Apabila dia menikah dengan seorang laki-laki, kemudian orang
laki-laki itu tidak menyukai lalu meninggalkannya sebelum menggauli,
maka baginya setengah dari mahar. Jika dia meninggalkannya sesudah
menggauli, maka isteri berhak atas mahar seluruhnya. Suami tidak boleh
berkata : Nasab itu derajatnya di bawah aku. Semua wanita sepadan
dengan laki-laki, hanya ketakwaannya saja yang menentukan perbedaan
derajat di sisi Allah SWT.

Wanita boleh memutuskan ikatan perkawinan, jika dia tertipu
atau dipaksa melakukannya. Orang laki-laki tidak boleh memaksanya
menikah dengan laki-laki yang tidak disukainya. Rasulullah SAW telah
membatalkan pernikahan Khansa' binti Khidzam Al-Anshariah, karena
ayahnya menikahkan, sedang dia tidak suka.

Khansa' binti Khidzam adalah dari Bani Amru bin Auf bin Aus.
Dia berjumpa dengan Nabi SAW ketika beliau datang ke Madinah. Pada
waktu itu Khansa' masih kecil dan mendengar tentang Nabi SAW. Dia
lalu dipinang oleh dua orang : Yang pertama adalah Abu Lubabah Ibnul
Mundzir, seorang pahlawan tersohor di antara para shahabat Rasulullah
SAW. Sedang kedua adalah seorang laki-laki dari Bani Amru bin Auf,
familinya. Dia lebih menyukai Abu Lubabah, sedangkan ayahnya memilih
putera pamannya. Kemudian sang ayah tetap melangsungkan pernikahannya
tanpa memperdulikan persetujuan puterinya.

Maka pergilah Khansa' kepada Rasulullah SAW dan berkata :
"Ayahku telah memaksaku untuk menikah dan tidak mempedulikan perasaan-
ku." Maka Nabi SAW bersabda kepadanya :"Tidak sah nikahnya. Nikahilah
orang yang engkau kehendaki." [Sahih Bukhari, juz 7 halaman 18 dan
Al-Ishaabah juz 8, halaman 65]. Kemudian dia menikah dengan Abu Lubabah.

Para muhaddis berselisih tentang keadaannya ketika dia menikah.
Dalam riwayat Muwaththa' dan Ats-Tsauri disebutkan, bahwa dia masih
perawan. Dalam riwayat Bukhari dan Ibnu Sa'ad disebutkan, bahwa dia
sudah janda dan berkata :"Wahai, Rasulullah, sesungguhnya paman anakku
lebih aku sukai." Maka Nabi SAW menyuruhnya memilih. Syamsul Aimmah As-
Sarkhasin meriwayatkan dalam Al-Mabsuth hadits Khansa' binti Khidzam
dengan versi berikut : Khansa' berkata :"Ayahku menikahkan aku dengan
putera saudaranya, sedangkan aku tidak menyukai hal itu." Maka Nabi SAW
menjawab :"Setujuilah apa yang diperbuat ayahmu." Aku berkata :"Aku
tidak menyukai apa yang dilakukan ayahku." Nabi SAW bersabda :"Pergilah.
Nikahnya tidak sah. Nikahilah orang yang engkau sukai." Khansa' berkata :
"Aku setuju dengan apa yang dilakukan ayahku, tetapi aku ingin semua
orang mengetahui, bahwa para ayah tidak boleh sewenang-wenang dalam
urusan puteri-puteri mereka." Penulis Al-Mabsuth berkata :"Nabi SAW
tidak mempersalahkan perkataannya itu." [Al-Mabsuth juz 5, halaman 2]

Pembicaraan tentang Khansa' beralih pada pembicaraan tentang
Bariroh. Siapakah Bariroh itu ? Dia adalah sahaya perempuan dari Haba-
syah yang dimiliki oleh Utbah bin Abu Lahab. Dia mengawinkannya dengan
sahaya laki-laki Mughirah. Tidaklah dia menyukainya, kalau boleh dia
memilih. Maka Ummul Mu'minin Aishah r.a. merasa kasihan, lalu membeli
dan membebaskannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepadanya :"Engkau
telah menguasai dirimu, maka pilihlah."

Suaminya berjalan di belakangnya sambil menangis, sementara
Bariroh menolaknya. Maka Nabi SAW bersabda kepada para shahabatnya :
"Tidakkah kalian merasa heran atas cintanya yang sangat kepada isterinya
dan kebencian sang isteri kepada suaminya ?" Kemudian beliau bersabda
kepada Bariroh :"Takutlah kepada Allah, karena dia adalah suami dan ayah
anakmu." Bariroh berkata :"Apakah engkau menyuruhku ?" Nabi SAW menjawab:
"Sesungguhnya aku adalah pemberi syafa'at." Bariroh berkata :"Kalau begitu,
aku tidak membutuhkannya." [Al-Mabsuth, juz 5, halaman 99 yang disusun
oleh Syamsul Aimmah As-Sarakhasii, salah satu Imam Hanafiah dan kadhi
terkemuka]

Apakah orang-orang merasa heran setelah itu, melihat penentangan
wanita-wanita Arab terhadap kesewenang-wenangan para bapak dan wali mereka?
Betapa banyak kejahatan dilakukan dengan sebab pengabaian pendapat anak-
anak perempuan dan karena mereka dinikahkan dengan laki-laki yang tidak
sepadan dalam hal tabiah dan akhlaq, demi mengejar materi dan mengharapkan
harta suami.

Tidakkah para bapak mengingat penderitaan psikologis dan jasmani
yang dialami oleh anak-anak perempuannya itu ? Inilah seorang wanita muda
yang dikawinkan ayahnya tanpa izin. Dia menulis surat kepada ayahnya :

Wahai, Ayahku, engkau aniaya aku dan
engkau timpakan cobaan padaku
dan engkau serahkan diriku ke tangan
orang yang menghinakannya
Wahai, Ayahku, kalau tidak takut dosa
tentulah engkau telah didoakan yang
dikabulkan karena kesalahanmu.

Seorang wanita lain berkata ketika ayahnya mengawinkannya dengan
putera pamannya :

Sungguh mengherankan wanita cantik
yang dikawinkan dengan seorang tua;
Ia menyuruhnya kawin dengan orang itu
karena masih kerabatnya. Hati-hatilah wanita cantik
terhadap putera pamannya.




Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu'aith

Kehidupannya (Ummu Kultsum) adalah contoh pengorbanan dan

jihad fi sabilillah (di jalan Allah). Dalam Thabaqaat Ibnu Sa'ad
berkata :"Dia adalah wanita pertama yang hijrah ke Madinah setelah
hijrah Nabi SAW dan para shahabatnya. Kami tidak mengetahui seorang
wanita Muslim Quraisy yang keluar dari kedua orang tuanya dan hijrah
kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali Ummu Kultsum."

Dia keluar dari Mekkah sendirian dan ditemani oleh seorang
laki-laki dari Khuza'ah hingga tiba di Madinah pada waktu gencatan
senjata. Dia dikejar oleh kedua orang saudaranya. Kedua orang itu
tiba pada hari kedua setelah kedatangannya. Keduanya berkata :"Hai
Muhammad, kami menuntuk syarat, maka penuhilah syarat itu." Maka
Ummu Kultsum berkata :"Wahai, Rasulullah, aku seorang wanita. Wanita
itu lemah. Aku khawatir mereka mengganggu dalam agamaku,sedangkan aku
tidak sabar, sehingga Allah membatalkan janji pada wanita."

Kemudian Allah SWT menurunkan ayat Imtihan (ujian) dan
memutuskan dengan keputusan yang mereka sama-sama menyepakatinya.
Disebutkan :"Hai, orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah
kepadamu wanita yang beriman, maka hendaklah kami uji (keimanan)
mereka...." dan seterusnya, dua ayat (QS. Al-Mumtahanah, 60:10-11)
Kemudian Rasulullah SAW menguji dia dan wanita-wanita sesudahnya :
"Tidaklah kalian keluar, kecuali karena cinta Allah dan Rasul-Nya
serta Islam, bukan karena cinta suami dan harta." Apabila mereka
mengatakan hal itu, maka mereka tidak dikembalikan.

Ibnu Sa'ad berkata : Karena tidak mempunyai suami di Mekkah,
maka dia pun dinikahi oleh Zaid, Az-Zubair, Abdurrahman bin Auf, lalu
Amru bin Ash, kemudian wafat sebagai isterinya.

Sesungguhnya, ketika masih muda dan belum menikah, dia tidak
pernah berpisah dari ayah-bundanya. Kemudian iman memasuki hatinya,
maka dia keluar dari Mekkah sendirian dan hijrah kepada Allah dan Rasul-
Nya SAW. Kedua saudaranya mengejar untuk mengajak dia kembali.

Pada waktu itu Rasulullah SAW telah berdamai dengan Quraisy
pada persetujuan Hudaibiah dengan syarat beliau setuju mengembalikan
orang-orang Muslim yang datang kepada mereka. Ketika para wanita datang
kepadanya, Allah tidak setuju Nabi SAW mengembalikan kepada kaum Musyrikin,
maka turunlah ayat-ayat yang menyuruh menguji mereka :(Maka ujilah keimanan
mereka) dengan bersumpah :Apakah mereka wanita Muslim yang sebenarnya atau
tidak ?

"Adalah Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu'aith termasuk orang-
orang yang keluar kepada Rasulullah SAW dan waktu itu dia masih muda belia.
Kemudian keluarganya datang meminta kepada Rasulullah SAW agar mengembalikan
kepada mereka, sehingga Allah SWT menurunkan ayat-ayat tentang wanita-wanita
beriman." (HR Bukhari dari Al-Miswar bin Makhramah)

Dalam Siyar A'laamin Nubala', Imam Adz-Dzahabi berkata :Ummu Kultsum
bin Uqbah bin Abi Mu'aith masuk Islam dan berbai'at. Dia tidak sempat hijrah
hingga tahun 7 Hijriah, dan keluarnya di jaman perdamaian Hudaibiah. Kedua
saudaranya adalah :"Al-Walid dan Ammaroh.

Ummu Kultsum lulus dalam ujian dan berhasil menyelamatkan agamanya
dari kaumnya. Diriwayatkan :Ujian itu dilakukan dengan cara mengucapkan
sumpah :"Aku tidak keluar,kecuali karena mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan
aku tidak keluar untuk mencari dunia maupun membenci suami." Ada yang menga-
takan :"Kami bersaksi dengan perkataan yang baik. Aku telah bersaksi di
hadapan beberapa saksi : Sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa
Muhammad adalah Rasulullah SAW."

Ummu Kultsum mempunyai kedudukan mulia di antara kaum Muslimin. Hal
itu menjadi jelas dari riwayat sebagaimana dalam Al-Ishaabah dan diriwayat-
kan oleh Ibnu Mandah, bahwa Umar bin Khaththab r.a. bertanya kepada Ummu
Kultsum binti Uqbah, isteri Abdurrahman bin Auf :"Apakah Rasulullah SAW ber-
kata kepadamu :"Nikahilah pemimpin kaum Muslimin, Abdurrahman bin Auf ?"
Ummu Kultsum menjawab:"Ya."

Haditsnya terdapat dalam Shahihain dan ketiga kitab Sunan, dia
berkata :"Aku tidak mendengar Nabi SAW mengizinkan suatu dusta dalam
perkataan yang diucapkan orang-orang, kecuali dalam tiga perkara....
alhadits." Nasai meriwayatkan sebuah haditsnya yang lain dalam Al-Kubra,
mengenai keutamaan :"Qul huwallaahu ahad."

Ummu Kultsum meriwayatkan dari Nabi SAW 10 hadits, di antaranya
sebuah hadits diriwayatkan dalah shahihain, yang disepakati Bukhari dan
Muslim. Ummu Kultsum binti Uqbah telah beriman sendirian, tanpa seorang
laki-laki pun di rumahnya. Dia tinggalkan tempat pingitan dan keamanan
serta ketenangannya di bawah kegelapan seorang diri. Kedua kakinya berjalan
melalui gunung-gunung dan padang pasir di antara Mekkah dan Madinah, menuju
tempat perlindungan agama dan negeri hijrahnya. Dia berhijrah kepada Rasul
Allah SAW kemudian disusul oleh ibunya yang mengikuti jejak dan berhijrah
seperti dia. Dia tinggalkan para pemuda dalam keluarganya dan orang-orang
tua mereka yang tetap terombang-ambing dalam kesesatannya. [Al-Ishaabah,
juz 8, halaman 275].

Kata-kata Ummu Kultsum kepada Rasulullah SAW akan tetap menjadi
cahaya yang menerangi jalan bagi setiap wanita muda yang beriman kepada
Tuhannya :"Wahai, Rasulullah, apakah Anda akan kembalikan aku kepada
orang-orang kafir yang menggangguku, supaya aku tinggalkan agamaku, sedang-
kan aku tidak bisa bersabar ? Dan bukankah telah Anda ketahui keadaan wanita
yang lemah ? Sesungguhnya ada perjanjian yang menyebutkan syarat untuk me-
nolak setiap orang yang masuk Islam dari Mekkah dan berhijrah ke Medinah,
baik laki-laki maupun perempuan."

Maka turunlah ayat Al-Qur'an :"Apabila datang kepadamu wanita-
wanita beriman yang berhijrah, maka ujilah (keimanan) mereka." Maka Nabi
SAW bersabda :"Demi Allah, tidaklah kalian keluar, kecuali karena mencintai
Allah SWT dan Rasul-Nya SAW serta Islam. Kalian tidak keluar karena suami
maupun harta. Apabila mereka ucapkan itu, maka mereka tidak kembali kepada
orang-orang kafir."



Durrah binti Abu Lahab bin Abdul Muththalib, Puteri Paman Nabi SAW

Durrah binti Abu Lahab masuk Islam, kemudian hijrah dan meng-

amalkan Islam dengan baik. Imam Adz-Dzahabi berkata :"Dia mempunyai
sebuah hadits dalam "Al-Musnad", dari riwayat putera pamannya, Al-
Harits bin Naufal." [Ath-Thabaqaat (8/34), Al-Istii'aab (4/290), Al-
Ishaabah (7/634), dan Ushudul Ghaabah (5/449)]

Ibnu Hajar menyebutkan dalam Al-Ishaabah, bahwa ketika Durrah
binti Abu Lahab datang ke Madinah sebagai muhajir, dia turun di rumah
Rafi' bin Mu'alla. Kemudian beberapa wanita bani Zuraiq berkata kepa-
danya :"Engkau puteri Abu Lahab, yang Allah berfirman tentang dia :
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab (QS. Al-Lahab, 111:1). Maka hijrahmu
tidak berguna bagimu." Kemudian dia datang kepada Nabi SAW dan mence-
ritakan hal itu kepada beliau. Maka Nabi SAW berkata :"Duduklah."

Kemudian beliau mengimami Sholat Zhuhur dan duduk di atas mimbar
sesaat. Lalu beliau bersabda :"Wahai, orang-orang, mengapa aku diganggu
atas keluargaku ? Demi Allah, sungguh syafa'atku akan diperoleh kerabat-
ku, bahkan Shada', Hakam, dan Salhab pun akan memperolehnya pada hari
kiamat." [Ibnu Hajar menyebutnya dalam Al-Ishaabah dengan perkataan :
Diriwayatkan oleh Ibnu Ashim, Thabarani dan Ibnu Mandah, dari jalan Ab-
durrahman bin Basyar, dan ia adalah dhoif, dari Muhammad bin Ishaq, dari
Nafi' dan Zaid bin Aslam, dari Ibnu Umar, dan Sa'id Al-Maqbari dan Ibnu
Al-Munkadir, dari Abu Hurairah, dan dari Ammar bin Yasir. Mereka berkata:
"Datang Durrah....hingga akhir hadits...." ; Al-Ishaabah, juz 7 hal. 634]

Daruquthni meriwayatkan dalam kitab Al-Ikhwah, Ibnu Ady dalam
Al-Kaamil dan Ibnu Mandah dari Durroh binti Abu Lahab, dia berkata :
Nabi SAW bersabda :"Orang hidup tidak boleh mengganggu orang yang sudah
mati." Adab Nabawi inilah yang patut kita miliki dan tidak kita tinggal-
kan selamanya, betapa pun kita memusuhi orang yang sudah mati itu.

Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq

Dia seorang wanita muhajir yang mulia dan tokoh yang besar

karena akal dan kemuliaan jiwa serta kemauannya yang kuat. Asma'
dilahirkan tahun 27 sebelum Hijrah. Asma' 10 tahun lebih tua daripada
saudaranya seayah, Aisyah, Ummul Mu'minin dan dia adalah saudara se-
kandung dari Abdullah bin Abu Bakar.

Asma' mendapat gelar Dzatun nithaqain (si empunya dua ikat
pinggang), karena dia mengambil ikat pinggangnya, lalu memotongnya
menjadi dua. Kemudian, yang satu dia gunakan untuk sufrah (bungkus
makanan untuk bekal) Rasulullah SAW, dan yang lain sebagai pembungkus
qirbahnya pada waktu malam, ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash-
Shiddiq keluar menuju gua.

Penduduk Syam mengolok-olok Ibnu Zubair dengan julukan
"Dzaatun nithaqain" ketika mereka memeranginya. Maka Asma' bertanya
kepada puteranya itu, Abdullah bin Zubair :"Mereka mengolok-olokkan
kamu ?" Abdullah menjawab :"Ya." Maka Asma' berkata :"Demi Allah,
dia adalah benar." Ketika Asma' menghadap Al-Hajjaj, dia berkata:
"Bagaimana engkau mengolok-olok Abdullah dengan julukan Dzatun nitha-
qain ? Memang, aku mempunyai sepotong ikat pinggang yang harus dipakai
oleh orang perempuan dan sepotong ikat pinggang untuk menutupi makanan
Rasulullah SAW."

Asma' telah lama masuk Islam di Mekkah, sesudah 17 orang dan
berbai'at kepada Nabi SAW, serta beriman kepadanya dengan iman yang
kuat.

Pengamalan Islam Asma' yang Baik
--------------------------------
Pada suatu ketika, datang Qatilah binti Abdul Uzza kepada
puterinya, Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq, sedangkan Abu Bakar
telah menalaknya di zaman jahiliyyah, membawa hadiah-hadiah berupa
kismis, samin dan anting-anting. Namun Asma' menolak hadiah tersebut
dan tidak mengizinkannya memasuki rumahnya. Kemudian dia memberitahu
Aisyah :"Tanyakan kepada Rasulullah SAW ....?" Aisyah menjawab :"Bi-
arlah dia memasuki rumahnya dan dia (Asma') boleh menerima hadiahnya."

Tindakan Asma' yang Baik
------------------------
Abu Bakar r.a. membawa seluruh hartanya yang berjumlah 5.000
atau 6.000 ketika Rasulullah SAW pergi hijrah. Kemudian kakeknya, Abu
Quhafah datang kepada Asma' sedangkan dia seorang buta. Abu Quhafah
berkata :"Demi Allah, sungguh aku lihat dia telah menyusahkan kalian
dengan hartanya, sebagaiamana dia telah menyusahkan kalian dengan
dirinya."

Maka Asma' berkata kepadanya:"Sekali-kali tidak, wahai, Kakek!
Beliau telah meninggalkan kebaikan yang banyak bagi kita." Kemudian
Asma' mengambil batu-batu dan meletakkanya di lubang angin, di mana
ayahnya pernah meletakkan uang itu. Kemudian dia menutupinya dengan
selembar baju. Setelah itu Asma' memegang tangannya (Abu Quhafah) dan
berkata: "Letakkan tangan Anda di atas uang ini." Maka kakeknya mele-
takkan tangannya di atasnya dan berkata :"Tidaklah mengapa jika dia
tinggalkan ini bagi kalian, maka dia (berarti) telah berbuat baik. Ini
sudah cukup bagi kalian." Sebenarnya Abu Bakar tidak meninggalkan se-
suatu pun bagi keluarganya, tetapi Asma' ingin menenangkan hati orang
tua itu.

Az-Zubair ibnul Awwam menikah dengannya, sementara dia tidak
mempunyai harta dan sahaya maupun lainnya, kecuali kuda. Maka Asma'
memberi makan kudanya dan mencukupi kebutuhan serta melatihnya. Me-
numbuk biji kurma untuk makanan kuda, memberinya air minum dan membuat
adonan roti. Suatu ketika Az-Zubair bersikap keras terhadapnya, maka
Asma' datang kepada ayahnya dan mengeluhkan hal itu. Maka sang ayah
pun berkata : "Wahai anakku, sabarlah! Sesungguhnya wanita itu apabila
bersuami seorang yang sholeh, kemudian suaminya meninggal dunia, sedang
isterinya tidak menikah lagi, maka keduanya akan berkumpul di surga."

Asma' datang kepada Nabi SAW, lalu bertanya :"Wahai, Rasulullah,
aku tidak punya sesuatu di rumahku, kecuali apa yang diberikan oleh Az-
Zubair kepadaku. Bolehkah aku memberikan dan menyedekahkan apa yang di-
berikan kepadaku olehnya ?" Maka Nabi SAW menjawab :"Berikanlah (berse-
dekahlah) sesuai kemampuanmu dan jangan menahannya agar tidak ditahan
pula suatu pemberian terhadapmu." Maka Asma' adalah termasuk seorang
wanita dermawan. Dari Abdullah bin Zubair r.a. dia berkata :"Tidaklah
kulihat dua orang wanita yang lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma'."
Kedermawanan mereka berbeda. Adapun Aisyah, sesungguhnya dia suka mengum-
pulkan sesuatu, hingga setelah terkumpul padanya, dia pun membagikannya.
Sedangkan Asma', maka dia tidak menyimpan sesuatu untuk besoknya. Asma'
adalah seorang wanita yang dermawan dan pemurah. Dia tidak menyimpan
sesuatu untuk hari esok. Pernah dia menderita sakit, lalu dia bebaskan
semua hamba sahayanya.

Asma' ikut dalam Perang Yarmuk bersama suaminya, Az-Zubair, dan
menunjukkan keberaniannya yang baik. Dia membawa sebilah belati dalam
pasukan Said bin Ash di masa fitnah, lalu diletakkannya di balik lengan
bajunya. Kemudian ditanyakan kepadanya :"Apa yang kamu lakukan dengan
membawa ini ?" Asma' menjawab :"Jika ada pencuri masuk kepadaku, maka
aku tusuk perutnya." Umar ibnul Khaththab r.a. memberi tunjangan untuk
Asma' sebanyak 1000 dirham.

Asma' meriwayatkan 58 hadits dari Nabi SAW; dan dalam suatu
riwayat dikatakan : bahwa dia meriwayatkan 56 hadits [Al-Kazaruni,
"Mathaali'ul Anwaar"]. Telah sepakat antara Bukhari dan Muslim atas
14 hadits. Bukhari meriwayatkan sendiri atas 4 hadits, sedangkan Muslim
juga meriwayatkan sebanyak itu pula. [Al-Hafih Al-Maqdisi, Al-Kamaal fii
Ma'rifatir Rijaal]. Dalam satu riwayat : Diceritakan bahwa Asma' meri-
wayatkan 22 hadits dalam Shahihain. Sedangkan yang disepakati Bukhari dan
Muslim 13 hadits. Bukhari meriwayatkan sendiri 5 hadits, sedangkan Muslim
meriwayatkan 4 hadits. [Ibnul Jauzi, "Al-Mujtana"]

Asma' Sebagai Penyair dan Pemberani
-----------------------------------
Asma' adalah wanita penyair dan pemberani yang mempunyai logika
dan bayan. Dia berkata mengenai suaminya, Az-Zubair, ketika dibunuh oleh
Amru bin Jarmuz Al-Mujasyi'i di Wadi As-Siba' (5 mil dari Basrah) ketika
kembali dari Perang Jamal :
Ibnu Jarmuz mencurangi seorang pendekar
dengan sengaja
di waktu perang, sedang dia tidak lari
Hai, Amru, kiranya kamu ingatkan dia
tentu kamu mendapati dia
bukan seorang yang bodoh, tidak kasar
hati dan tangannya
semoga ibumu menangisi, karena kamu
bunuh seoranng Muslim
dan kamu akan terima hukuman
pembunuhan yang disengaja

Tekad Asma' yang Kuat, Kemuliaan Jiwa dan Keberaniannya
-------------------------------------------------------
Kata-kata Asma' kepada puteranya menunjukkan kepada kita tentang
makna-makna yang luhur itu. Suatu saat puteranya, Abdullah, datang menemui
ibunya, Asma' yang buta dan sudah berusia 100 tahun. Dia berkata kepada
ibunya :"Wahai, Ibu, bagaimana pendapat Anda mengenai orang yang telah
meninggalkan aku, begitu juga keluargaku." Asma' berkata :"Jangan biarkan
anak-anak kecil bani Umayyah mempermainkanmu. Hiduplah secara mulia dan
matilah secara mulia. Demi Allah, sungguh aku berharap akan terhibur
mengenaimu dengan baik." Kemudian Abdullah keluar dan bertempur hingga ia
mati terbunuh.

Konon, Al-Hajjaj bersumpah untuk tidak menurunkannya dari tiang
kayu hingga ibunya meminta keringanan baginya. Maka tinggallah dia di
situ selama satu tahun. Kemudian ibunya lewat di bawahnya dan berkata :
"Tidakkah tiba waktunya bagi orang ini untuk turun ?" Diriwayatkan, bahwa
Al-Hajjaj berkata kepada Asma' setelah Abdullah terbunuh :"Bagaimanakah
engkau lihat perbuatanku terhadap puteramu ?" Asma' menjawab :"Engkau
telah merusak dunianya, namun dia telah merusak akhiratmu."

Asma' wafat di Mekkah dalam usia 100 tahun, sedang giginya tetap
utuh, tidak ada yang tanggal dan akalnya masih sempurna. [Mashaadirut
Tarjamah : Thabaqaat Ibnu Saad, Taarikh Thabari, Al-Ishaabah dan Siirah
Ibnu Hisyam]. Penulis buku, Musthafa Luthfi Al-Manfaluthi mencatat dialog
yang terjadi antara Asma' dengan Abdullah, dalam sebuah kasidah yang di-
anggap sebuah karya seni yang indah. Dia berkata :
Asma' di antara manusia adalah sebaik-baik wanita
ia lakukan perbuatan terbaik di saat perpisahan
datang kepadanya Ibnu Zubair menyeret baju besi
di bawah baju besi berlumur darah
Ia berkata : Wahai, Ibu, aku telah payah dengan urusanku
antara penawanan yang pahit dan
pembunuhan yang keji.
Teman-teman dan zaman mengkhianatiku,
maka aku tak punya teman selain pedangku
kulihat bintangku yang tampak terang
telah lenyap dariku dan tidak lagi naik.
Kaumku telah berupaya melindungiku,
maka tak ada penolong selain itu jika
aku menerimanya.
Asma' menjawab dengan kelopak mata
yang kering seakan-akan tidak ada tempat sebelumnya
bagi air mata.
Air mata itu berubah menjadi uap
yang naik dari hatinya yang patah.
Tidaklah diselamatkan kecuali kehidupan
atau ia menjadi tulang-belulang seperti
halnya batang pohon
kematian di medan perang lebih baik bagimu
daripada hidup hina dan tunduk
jika orang-orang menelantarkanmu,
maka sabar dan tabahlah,
karena Allah tidak menelantarkan.
Matilah mulia, sebagaimana engkau hidup mulia
dan hiduplah selalu dalam namamu
yang mulia dan tinggi
tiada di antara hidup dan mati
kecuali menyerang di tengah pasukan itu.

Kata-kata Asma' kepada puteranya ini akan tetap menjadi cahaya
di atas jalan kehidupan yang mulia, yaitu ketika puteranya berkata :
"Wahai, Ibu, aku takut jika pasukan Syam membunuhku, mereka akan memotong-
motong tubuh dan menyalibku." Asma' menjawab dengan perkataan yang kukuh
seperti gunung, kuat seperti jiwanya, besar seperti imannya, dan
perkataan itulah yang menentukan akhir pertempuran : "Hai, Anakku, sesung-
guhnya kambing yang sudah disembelih tidaklah merasa sakit bila ia dikuliti."

Al-Manfaluthi menyudahi kasidahnya dengan perkataan :
Datang berita kematian kepada ibunya,
maka ia pun mengeluarkan air matanya
yang tertahan.

Abdullah gugur sebagai syahid dan unggulan nilai-nilai yang tinggi
dari ibu teladan. Kisah ini tercatat dalam lembaran-lembaran yang paling
cemerlang dalam sejarah orang-orang yang kekal.